Minggu, 16 Maret 2014

Pembukaan Bungkus Bal Kapas

Pembukaan Bungkus Bal Kapas


Setiap bal kapas yang datang dari gudang, tidak langsung dicampur melainkan diletakkan diatas landasan kapas yang khusus disediakan di ruangan mixing untuk tempat pembukaan pelat pembalut bal kapas.


 
Landasan kapas dibuat dari kayu yang tebal dan kuat serta mempunyai kaki empat buah.


 
Besi pelepas atau gunting pemotong pelat pembalut kapas bal kapas terdiri dari dua potong besi yang dipergunakan untuk membuka sambungan pelat besi pembalut dan kemudian pelat-pelat pembalut ini ditarik keluar dari bal-bal kapas, sehingga bagian atas dari balbal telah bebas dari pelat pembalutnya. Sesudah itu keatas sebuah landasan kapas lainnya yang telah dirapatkan letaknya dengan landasan kapas yang pertama, digulingkan dengan hati-hati bal kapas tadi sambil menahan pembalutnya pada landasan kapas yang pertama. Kemudian kotoran-kotoran yang melekat pada bal kapas itu dibersihkan. Apabila ini sudah selesai, maka dengan sebuah gerobak tarik yang khusus dibuat untuk mengangkat landasan kapas, maka kapas tersebut dibawa ke tempat penyimpanan yang telah ditentukan. Setelah sampai ditempatnya lalu ditulis merek dari kapas tersebut pada salah satu kayu pinggiran dari landasan kapas. Pemasangan merek ini adalah perlu sekali untuk memudahkan penyusunan bal-bal kapas di ruangan blowing. Selanjutnya pembalut yang telah dilepas tadi dibawa ke ruangan tempat limbah dan kapas-kapas yang melekat pada pembalut tersebut dilepaskan dan dikumpulkan. Kapas yang baik dan bersih dibawa ke ruangan blowing dan yang kotor dipisahkan pada tempat yang telah ditentukan. Pembalut dari masing-masing bal kapas dikumpulkan menjadi satu dan ditimbang untuk mengetahui beratnya. Dengan mengurangi jumlah berat pembalut dan bungkus ini dari jumlah berat yang dicatat oleh petugas gudang, maka kita dapat mengetahui berat kapas yang diolah di ruangan blowing.


Sabtu, 15 Maret 2014

Penyimpanan Bal Kapas di Ruangan Mixing

Penyimpanan Bal Kapas di Ruangan Mixing



 
Bal-bal kapas yang telah dibuka itu, tidak segera diolah diblowing, tetapi disimpan lebih dulu di ruangan mixing selama satu malam. Maksud dari penyimpanan ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Kelancaran proses pembukaan dan pembersihan di mesinmesin blowing sangat dipengaruhi oleh kondisi atau sifat-sifat seratnya antara lain ialah kepadatan dan kandungan air. Kapas yang baru saja dibuka masih dalam kondisi yang padat sekali sehingga sukar untuk dibuka dan dibersihkan apabila kapas tersebut langsung disuapkan ke mesin blowing. Disamping itu kandungan airnya mungkin tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Untuk mengatasi kesulitankesulitan tersebut diatas, maka setelah bal kapas dibuka, pembalut dan pembungkusnya kemudian disimpan dan dibiarkan mengembang dengan sendirinya selama satu malam. Serat kapas yang kering akan kehilangan sebagian dari kekuatannya, sehingga kalau diolah dalam keadaan demikian, serat-serat yang panjang akan mudah putus didalam mesin. Hal ini tidak akan kelihatan dengan mata, tetapi akan terbukti dari hasil pengujian, bahwa Persentase serat pendek bertambah tinggi, sehingga kekuatan benang menjadi berkurang. Sebaliknya jika penyimpanan ini terlalu lama, yang akan mengakibatkan kurang baik, karena seringkali terjadi bagian atas dari bal-bal kapas itu menjadi terlalu lembab. Kalau lantai ruangan mixing juga tidak kering, maka bagian bawah juga akan menjadi terlalu lembab. Kapas yang terlalu lembab dapat menimbulkan kesukaran-kesukaran dalam pengolahannya di mesin-mesin. Oleh karena itu ruangan mixing harus mempunyai kondisi tertentu dan pergantian udara harus dapat berlangsung dengan bebas.


Jumat, 14 Maret 2014

Mixing

Mixing



 
Tujuan dari mixing di pemintalan ialah untuk mengurangi ketidakrataan hasil benangnya. Mixing biasanya dilakukan terhadap serat-serat yang sejenis. Biasanya kapas yang datang, walaupun spesifikasi telah ditetapkan dalam pemintalan, namun dalam kenyataannya sukar dipenuhi, mungkin disebabkan jumlah persediaan sangat terbatas. Adakalanya walaupun grade dan panjang staple sama dalam spesifikasinya, namun karena berasal dari berbagai daerah yang kondisinya tidak sama, maka dimungkinkan adanya perbedaan sifat antar kapas. Agar supaya hasil produksi benang yang berasal dari kapas-kapas tersebut dapat dijamin kesamaannya, maka perlu dilakukan mixing. Mixing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain :
- Pencampuran di lantai (floor mixing).
- Pencampuran dalam ruangan (bin mixing).
- Pencampuran selama penyuapan.

Dari berbagai macam cara tersebut diatas, yang banyak digunakan ialah pencampuran selama penyuapan. Pada cara ini, biasanya disediakan ± 24 bal kapas yang disusun sekeliling feed lattice dari mesin pembuka (Hopper Bale Breaker). Kemudian dari setiap bal kapas diambil segumpal demi segumpal dengan tangan dan ditaruh diatas feed lattice, selanjutnya terus masuk kedalam mesin Hoppe Bale Breaker. Walaupun antar blending dan mixing pada hakekatnya mengandung pengertian yang berbeda, dalam pengertian sehari-hari sering dicampur adukkan. Blending sering diberi pengertian apabila percampuran dilakukan terhadap jenis serat yang berbeda, sedang percampuran beberapa macam serat kapas untuk tujuan-tujuan tertentu dipatal-patal di Indonesia seringkali digunakan istilah mixing. Berikut ini diberikan contoh blending yang pernah dilaksanakan dan mungkin dapat dipergunakan sebagai pedoman.

Blending/mixing benang 20 s

- Kapas M 15/16" = 50 % Kapas SM 15/16" = 50 %
- Kapas M 15/16" = 70 % Kapas SM 15/16" = 30 %
- Kapas M 15/16" = 50 % Kapas SM 15/16" = 20 % Kapas M 1" = 15 % Kapas SMI 1" = 15 %
- Kapas M 15/16" = 80 % Kapas SM 15/16" = 20 %

Percampuran-percampuran tersebut diatas didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan teknis, dengan tujuan untuk memperlancar jalannya produksi dan mengurangi putus benang di mesin Ring Spinning sehingga produksi dapat meningkat dan mutu benang yang dihasilkan masih memenuhi standar. Disamping pertimbangan teknis, pertimbangan ekonomis juga perlu mendapat perhatian.

Kamis, 13 Maret 2014

Bahan Baku

Bahan Baku


1 Pengertian Serat
Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar sekali. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan pembuatan kain, serat memegang peranan penting, sebab :
- Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan.
- Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.
 

2 Sejarah Perkembangan Serat
Serat dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun 2.640 SM negara Cina sudah menghasilkan serat sutera dan tahun 1.540 SM telah berdiri industri kapas di India, serat flax pertama digunakan di Swiss pada tahun 10.000 SM dan serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun 3000 SM. Selama ribuan tahun serat flax, wol, sutera dan kapas melayani kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20 mulai diperkenalkan serat buatan hingga sekarang bermacammacam jenis serat buatan diproduksi.

2.1 Produksi Serat

Produksi serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan tetap, tetapi persentase terhadap seluruh produksi serat tekstil makin lama makin menurun mengingat kenaikan produksi serat-serat buatan yang makin tinggi. Hal ini disebabkan karena :
- Tersedianya serat alam sangat terbatas pada lahan yang ada dan iklim.
- Pada umumnya sifat-sifat serat buatan lebih baik daripada serat alam.
- Produksi serat buatan dapat diatur baik jumlah, sifat, bentuk dan ukurannya.

Gambar 2.1 Klasifikasi Serat Berdasarkan Asal Bahan
 
3 Jenis Kapas

Dilihat dari panjang seratnya. Jenis serat kapas dapat dikelompokkan menjadi :
-Serat kapas panjang, termasuk pada golongan ini adalah serat dari Mesir.
-Serat kapas medium, termasuk pada golongan ini adalah serat dari Amerika.
-Serat kapas pendek, termasuk pada golongan ini adalah serat dari India.
 

4 Penerimaan Bal Kapas

Bal kapas masuk pada gudang kapas harus dicatat merek dan beratnya pada formulir yang telah disediakan untuk pencocokan dengan invoice dari importir. Selanjutnya bal-bal kapas diangkut dan disusun sesuai dengan merek masing-masing.
 

5 Penyimpanan Bal Kapas

Penyimpanan bal kapas dalam gudang harus disusun dengan mengingat :
- Hemat dalam pemakaian ruangan.
- Susunan harus rapi dan tidak mudah roboh.
- Mudah dalam pengambilan
- Pengelompokkan didasarkan atas merek.
- Harus ada standar jumlah tumpukan.
- Ada ruang yang cukup lebar untuk gerakan forklif.

6 Pengambilan Bal Kapas
 
Pengambilan bal-bal kapas dari gudang dilakukan dengan :
- Bal kapas yang lebih dahulu disimpan diambil lebih dahulu.
- Jumlah dan mutu disesuaikan dengan permintaan.

Rabu, 12 Maret 2014

Persyaratan Serat untuk dipintal

Persyaratan Serat untuk dipintal


Agar serat dapat dipintal maka serat harus memenuhi persyaratan : panjang, kehalusan, gesekan permukaan dan kekenyalan serat.

1  Panjang Serat

Serat yang panjang dengan sendirinya mempunyai permukaan yang lebih luas, sehingga gesekan diantara serat-seratnya juga lebih besar. Oleh karena itu serat-serat tidak mudah tergelincir dan benangnya menjadi lebih kuat. Dengan demikian serat-serat dengan panjang tertentu mempunyai kemampuan untuk dapat dipintal dengan tertentu pula. Dengan perkataan lain mempunyai daya pintal yang tertentu pula. Daya pintal ini yang menentukan sampai nomor benang berapa serat tersebut dapat dipintal. Jadi, penggunaan serat harus disesuaikan dengan daya pintalnya. Untuk memudahkan pengolahan pada mesin, panjang serat paling sedikit 10 mm.

1.1  Penentuan Panjang Serat dengan Tangan

Penentuan dengan cara ini banyak dilakukan untuk menentukan panjang stapel serat kapas dalam perdagangan mengingat cara ini dapat dilakukan dengan cepat. Cara ini biasa disebut dengan Hand Stapling dan panjang serat yang dihasilkan disebut Staple Length.

1.2  Penentuan Panjang Serat dengan Alat

Penentuan dengan cara ini banyak dilakukan untuk pengontrolan panjang serat dalam proses atau sesudah proses dan pengontrolan seratserat lainnya selain kapas. Alat yang digunakan adalah Bear Sorter, akan tetapi dengan menggunakan alat ini waktu pengujiannya lama sedang yang halus paling cepat dengan menggunakan alat Fibrografik.

Keterangan Gambar :  1. Sisir atas   2. Sisir bawah

 
Gambar : Pinset Pencabut Serat dan Garpu Penekan Serat

Gambar 2.6 : Fraksi Serat Kapas di atas Beludru

2  Kekuatan Serat

Serat-serat yang mempunyai kekuatan lebih tinggi, akan menghasilkan benang dengan kekuatan yang lebih tinggi. Sebaliknya serat-serat dengan kekuatan rendah, akan menghasilkan benang yang berkekuatan rendah. Dengan demikian, kekuatan serat mempunyai pengaruh langsung terhadap kekuatan benang. Kekuatan serat kapas diasosiasikan dengan tingginya derajat kristalinitas dan oleh sebab itu serat yang kuat akan lebih kaku daripada serat yang sedang atau kurang kekuatannya.

2.1  Kekuatan Serat per Helai

Penentuan dengan cara ini dimaksudkan untuk mengetahui variasi kekuatan serat, mengetahui hubungan stress dan strain yang selanjutnya dapat diketahui sifat lain yang ada hubungannya dengan stress dan strain tersebut. Tetapi penentuan kekuatan serat per helai memakan waktu yang lama. Alat yang digunakan Single Fiber Strength Tester yang dilengkapi dengan klem dan tempat mengencangkan klem.

Gambar 2.7 Skema Single Fiber Strength Tester

Keterangan :
1. Jepit atas
2. Jepit bawah
3. Skala kekuatan
4. Skala mulur
5. Pemberat
6. Handel untuk menjalankan dan memberhentikan mesin

2.2  Kekuatan Serat per Bundel (Berkas)

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan tenacity atau Tensile Strength. Cara ini sangat menguntungkan karena menghemat waktu dan tenaga disamping itu pengujian per berkas ini untuk kapas telah berkembang karena disamping efisien juga hasil-hasil pengujiannya lebih teliti. Alat Klem. yang digunakan Pressley Tester yang dilengkapi dengan Klem dan tempat mengencangkan Klem


Gambar 2.8 Skema Pressley Cotton Fibre Strength Tester

Keterangan : 1.  Skala Kekuatan Presley, 2.  Gerobak, 3.  Tempat memasukkan klem serat

Gambar : Vise (tempat mengencangkan klem) dan Klem Serat dan Kunci Pas
Keterangan :  1. Klem serat  2. Kunci pas

3   Kehalusan Serat

Kehalusan serat dinyatakan dengan perbandingan antara panjang serat dengan lebarnya. Perbandingan ini harus lebih besar dari seribu. Pada suatu penampang yang tertentu, jumlah serat-serat yang halus akan lebih banyak dibandingkan jumlah serat-serat yang lebih kasar. Dengan demikian permukaan gesekan untuk serat-serat yang halus lebih besar, sehingga kemungkinan terjadinya penggelinciran juga berkurang, sehingga benang makin kuat.

Kehalusan dari serat juga ada batasnya, karena pada serat yang berasal dari kapas yang muda akan memberikan ketidakrataan benang. Benang yang kurang baik karena kapas yang muda, akan menimbulkan nep. Alat yang digunakan untuk mengukur kehalusan serat adalah Micronaire atau Arealometer

Keterangan :
1. Udara masuk
2. Pedal
3. Aliran udara
4. Knop pengatur tekanan
5. Knop pengatur penunjuk
6. Knop penera
7. Kran pemasukkan udara
8. Master plug
9. Ruangan kompresi serat
10. Manometer
11. Penunjuk
12. Plunger kompresi
13. Penyaring udara
14. Manometer

Tabel 2.1 : Penilaian Serat Kapas terhadap Kehalusan
 Microgram per inch
 Kehalusan
Dibawah 3
3,0 – 3,9
4,0 – 4,9
5,0 – 5,9
6,0 ke atas
Sangat Halus
Halus
Cukup
Kasar
Sangat Kasar


4  Gesekan Permukaan Serat

Gesekan permukaan serat mempunyai pengaruh yang besar terhadap kekuatan benang. Makin bertambah baik gesekan permukaannya, kemungkinan tergelincirnya serat yang satu dengan yang lain makin berkurang, sehingga benangnya akan lebih kua Serat yang halus biasanya mempunyai antihan per satuan panjang yang lebih banyak dan relatif lebih panjang sehingga gesekan permukaan seratnya juga lebih baik.

5  Kekenyalan Serat (Elastisitas)

Serat yang baik harus memiliki kekenyalan sehingga pada waktu serat mengalami tegangan tidak mudah putus.


Istilah terkait serat : serat, pintal serat, fungsi serat, il serat, kabel serat optik, makanan mengandung serat, manfaat serat, pengertian serat, serat adalah, serat centhini, serat centini, serat jawa, serat optik, serat makanan, serat fiber, serat kayu

Ruang Lingkup Teknologi Tekstil

Ruang Lingkup Teknologi Tekstil


 
Beberapa Pengertian Tekstil

Pengertian Teksril Berdasarkan Etimologi

Kata "tekstil" berasal dari bahasa latin (bahasa Yunani Kuno), yaitu kata "texere" yang berarti "menenun" yaitu membuat kain dengan cara penyilangan atau penganyaman dua kelompok benang yang saling tegak lurus sehingga membentuk anyaman benangbenang yang disebut "kain tenun". Selanjutnya kata "kain tenun " itu sendiri berubah menjadi "tekstil" atau "bahan tekstil" yang identik dengan pengertian "bahan pakaian" karena pada umumnya kain tenun digunakan untuk bahan pakaian.

Pengertian Tekstil Berdasarkan Substansi Bahan

Pada tahap perkembangan selanjutnya pengertian "tekstil" diperluas lagi berdasarkan sifat dan bentuk bahan. Berdasarkan hal tersebut diatas kata "tekstil" diartikan sebagai "bahan mentah dan produknya yang mencakup serat, benang dan kain".

Pengertian Tekstil Berdasarkan Modifikasi Bahan dan Fungsi

Berdasarkan modifikasi dan fungsinya, kata "tekstil" berarti semua bahan yang berunsur serat, filamen, benang atau kain yang memiliki fungsi tertentu.
Contoh :
        -  benang tenun
        -  benang jahit
        -  benang hias
        -  tali
        -  tambang
        -  benang kabel
        -  kain rajut
        -  kain tenun
        -  kain furniture
        - kain rumah tangga
        -  kain berlapis
        - kain tiga dimensi
        -  kain karpet
        - kain jaring (net)
        - kain sulam
        - kain tanpa anyaman
        - kain bumi (geotekstil)
        -  kain kesehatan
        -  sarung tangan
        -  kain penutup lantai berbahan serat
        -  kain industri
        -  pakaian
        -  produk-produk tekstil (tas, sepatu, ikat pinggang, topi)

Pengertian Tekstil Berdasarkan Teknologi Proses

Berdasarkan teknologi prosesnya, "tekstil" berarti proses-proses utama yang mencakup :
        -  Teknologi Pembuatan Serat
        -  Teknologi Pembuatan Benang
        -  Teknologi Pembuatan Kain Tenun
        -  Teknologi Pembuatan Kain Rajut
        -  Teknologi Pembuatan Kain Tanpa Anyaman
        -  Teknologi Pencelupan
        -  Teknologi Pencapan
        -  Teknologi Produk Pakaian Jadi
        -  Teknologi Industri Produk Tekstil

Mengingat luasnya cakupan Teknologi Tekstil dan kedalaman setiap bagian teknologi tekstil, dalam buku ini hanya akan dibahas tentang "Teknologi Pembuatan Benang" dan "Teknologi Pembuatan Kain Tenun".

 

Prinsip Pembuatan Benang


Yang dimaksud dengan pembuatan benang adalah pengolahan serat stapel baik serat alam, serat buatan atau serat semi buatan (semi sintetis) menjadi benang yang memiliki sifat-sifat fisik tertentu. Proses pengolahan itu meliputi :
        - proses pembukaan
        - proses penarikan, dan
        - proses pemberian antihan atau sifat-sifat fisik tertentu yang diharapkan memberikan :
            - kekuatan tarik
            - jumlah antihan persatuan panjang
            - kehalusan (diameter) benang

Untuk mendapatkan sifat-sifat diatas digunakan antara lain :
        - Bermacam-bermacam alat, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang moderen.
        - Bermacam-macam metode pengolahan, sehingga hasilnya lebih optimal sesuai dengan tujuan penggunaan.
        - Bermacam-macam jenis serat, stapel atau campuran serat stapel sehingga tujuan-tujuan ekonomis dapat dicapai secara optimal.

Produk akhir proses pembuatan benang dapat berupa :
        -  Benang tunggal, benang gintir atau benang rangkap, sedangkan ditinjau dari penggunaan selanjutnya, produk akhir dapat berupa :
        -  Benang tenun (benang lusi dan benang pakan)
        -  Benang rajut (untuk membuat kain rajut)
        -  Benang jahit
        -  Benang crepe (untuk memberi daya elastis pada kain)
        -  Benang hias (untuk memberi efek hiasan pada kain tenun)

 

Prinsip Pembuatan Kain Tenun


Seperti dijelaskan di atas, kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua kelompok benang yang saling tegak lurus posisinya sehingga membentuk kain tenun dengan kontruksi tertentu. Dua kelompok benang yang dimaksud adalah kelompok benang yang membentuk "panjang kain" atau biasa disebut "benang lusi", dan kelompok benang yang membentuk "lebar kain" atau biasa disebut "benang pakan". Kontruksi kain yang dihasilkan merupakan ketentuan-ketentuan tentang spesifikasi kain yang mencakup :
    -  kehalusan benang lusi dan benang pakan
    -  kerapatan benang lusi dan benang pakan per satuan panjang
    -  lebar kain
    -  jenis anyaman
    -  jenis bahan untuk benang lusi atau benang pakan

Kontruksi kain inilah yang akan dijadikan dasar penentuan :
    - spesifikasi benang yang akan digunakan
    - peralatan / mesin yang digunakan
    - proses-proses yang harus dilaksanakan
    - metode-metode kerja yang optimal biaya produksi minimal

Persyaratan Benang

Persyaratan Benang

Benang dipergunakan sebagai bahan baku untuk membuat bermacam-macam jenis kain termasuk bahan pakaian, tali dan sebagainya. Supaya penggunaan pada proses selanjutnya tidak mengalami kesulitan, maka benang harus mempunyai persyaratanpersyaratan tertentu antara lain ialah : kekuatan, kemuluran dan kerataan.

1. Kekuatan Benang

Kekuatan benang diperlukan bukan saja untuk kekuatan kain yang dihasilkan, tetapi juga diperlukan selama proses pembuatan kain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kekuatan ini ialah :
Sifat-sifat bahan baku antara lain dipengaruhi oleh :
    - Panjang serat
Makin panjang serat yang dipergunakan untuk bahan baku pembuatan benang, makin kuat benang yang dihasilkan.
    - Kerataan panjang serat
Makin rata serat yang dipergunakan, artinya makin kecil selisih panjang antara masing-masing serat, makin kuat dan rata benang yang dihasilkan.
    - Kekuatan serat
Makin kuat serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan.
    - Kehalusan serat
Makin halus serat yang dipergunakan, makin kuat benang yang dihasilkan. Kehalusan serat ada batasnya, sebab pada serat yang terlalu halus akan mudah terbentuk neps yang selanjutnya akan mempengaruhi kerataan benang serta kelancaran prosesnya.

Konstruksi benang antara lain dipengaruhi oleh :
    - Jumlah antihan
Jumlah antihan pada benang menentukan kekuatan benang, baik untuk benang tunggal maupun benang gintir. Untuk setiap pembuatan benang tunggal, selalu diberikan antihan seoptimal mungkin, sehingga dapat menghasilkan benang dengan kekuatan yang maksimum. Kalau jumlah antihan kurang atau lebih dari jumlah antihan yang telah ditentukan, maka kekuatan benang akan menurun.
    - Nomor benang
Jika benang-benang dibuat dari serat-serat yang mempunyai panjang, kekuatan dan sifat-sifat serat yang sama, maka benang yang mempunyai nomor lebih rendah, benangnya lebih kasar dan akan mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada benang yang mempunyai nomor lebih besar.


2. Mulur Benang

Mulur ialah perubahan panjang benang akibat tarikan atau biasanya dinyatakan dalam persentasi terhadap panjang benang. Mulur benang selain menentukan kelancaran dalam pengolahan benang selanjutnya, juga menentukan mutu kain yang akan dihasilkan. Benang yang mulurnya sedikit akan sering putus pada pengolahan selanjutnya.

Sebaliknya benang yang terlalu banyak mulur akan menyulitkan dalam proses selanjutnya.

Kalau panjang benang sebelum ditarik = a (cm) dan panjang benang pada waktu ditarik hingga putus = b (cm), maka mulur benang tersebut =


Mulur pada benang dipengaruhi antara lain oleh :
    a. Kemampuan mulur dari serat yang dipakai.
    b. Konstruksi dari benang.


3. Kerataan Benang

Kerataan Benang stapel sangat dipengaruhi antara lain oleh :
    - Kerataan panjang serat
Makin halus dan makin panjang seratnya, makin tinggi pula kerataannya.
    - Halus kasarnya benang
Tergantung dari kehalusan serat yang dipergunakan, makin halus benangnya makin baik kerataannya.
    - Kesalahan dalam pengolahan
Makin tidak rata panjang serat yang dipergunakan, makin sulit penyetelannya pada mesin. Kesulitan pada penyetelan ini akan mengakibatkan benang yang dihasilkan tidak rata.
    - Kerataan antihan
Antihan yang tidak rata akan menyebabkan benang yang tidak rata pula.
    - Banyaknya nep
Makin banyak nep pada benang yaitu kelompokkelompok kecil serat yang kusut yang disebabkan oleh pengaruh pengerjaan mekanik, makin tidak rata benang yang dihasilkan. Serat yang lebih muda dengan sendirinya akan lebih mudah kusut dibandingkan dengan seratserat yang dewasa.

Benang

Benang

 
Benang adalah susunan serat-serat yang teratur kearah memanjang dengan garis tengah dan jumlah antihan tertentu yang diperoleh dari suatu pengolahan yang disebut pemintalan.
 
Serat-serat yang dipergunakan untuk membuat benang, ada yang berasal dari alam dan ada yang dari buatan. Serat-serat tersebut ada yang mempunyai panjang terbatas (disebut stapel) dan ada yang mempunyai panjang tidak terbatas (disebut filamen). Benang-benang yang dibuat dari serat-serat stapel dipintal secara mekanik, sedangkan benang-benang filamen dipintal secara kimia.
 
Benang-benang tersebut, baik yang dibuat dari serat-serat alam maupun dari serat-serat buatan, terdiri dari banyak serat stapel atau filamen. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh benang yang fleksibel. Untuk benang-benang dengan garis tengah yang sama, dapat dikatakan bahwa benang yang terdiri dari sejumlah serat yang halus lebih fleksibel daripada benang yang terdiri dari serat-serat yang kasar.
 
Gambar 3.1. Pemintalan Secara Mekanik

Keterangan :
1. Injakan
2. Kincir
3. Spindle
4. Gulungan Benang
 
Gambar 3.2. Pemintalan Secara Kimia
 
Keterangan :
1. Spinnerette
2. Cairan koagulasi
3. Gulungan benang
 
 
1. Benang Menurut Panjang Seratnya
 
Menurut panjang seratnya benang dapat dibagi menjadi :

    • Benang Stapel
Ada beberapa macam benang stapel antara lain :
    - Benang stapel pendek
    - Benang stapel sedang
    - Benang stapel panjang

    • Benang Filamen
Ada beberapa macam benang filamen antara lain :
    - Benang monofilamen
    - Benang multifilamen
    - Tow
    - Benang stretch
    - Benang bulk
    - Benang logam


2 Benang Menurut Konstruksinya

Menurut kontruksinya benang dapat dibagi menjadi :
    - Benang tunggal
    - Benang rangkap
    - Benang gintir
    - Benang tali


3 Benang Menurut Pemakaiannya

Menurut pemakaiannya benang dibagi menjadi :
    - Benang lusi
    - Benang pakan
    - Benang rajut
    - Benang sisir
    - Benang hias
    - Benang jahit
    - Benang sulam

Benang stapel ialah benang yang dibuat dari serat-serat stapel. Serat stapel ada yang berasal dari serat alam yang panjangnya terbatas dan ada yang berasal dari serat buatan yang dipotong-potong dengan panjang tertentu.

Gambar 3.3. Benang Stapel

Benang stapel pendek ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang pendek. Contohnya ialah benang kapas, benang rayon dan lain-lain.

Benang stapel sedang ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang panjang seratnya sedang. Contohnya ialah benang wol, benang serat buatan.

Benang stapel panjang ialah benang yang dibuat dari seratserat stapel yang panjang. Contohnya ialah benang rosella, benang serat nenas dan lain-lain.

Benang filamen ialah benang yang dibuat dari serat filamen. Pada umumnya benang filamen berasal dari serat-serat buatan, tetapi ada juga yang berasal dari serat alam. Contoh benang filamen yang berasal dari serat alam ialah benang sutera.

Benang filamen yang berasal dari serat-serat buatan misalnya :
    - Benang rayon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar selulosa. -Benang nylon yaitu benang filamen yang dibuat dari bahan dasar poliamida yang berasal dari petrokimia.
    - Benang poliakrilik yaitu benang yang dibuat dari bahan dasar poliakrilonitril yang berasal dari petrokimia.

Selain dari benang filamen, serat-serat buatan tersebut dapat juga dibuat menjadi benang stapel.

Benang monofilamen ialah benang yang terdiri dari satu helai filamen saja. Benang ini terutama dibuat untuk keperluan khusus, misalnya tali pancing, senar raket, sikat, jala dan sebagainya.

Gambar 3.4. Benang Monofilamen

Benang multifilamen ialah benang yang terdiri dari seratserat filamen. Sebagian besar benang filamen dibuat dalam bentuk multifilamen.

Gambar 3.5. Benang Multifilamen

Tow ialah kumpulan dari beriburibu serat filamen yang berasal dari ratusan spinnerette menjadi satu.

Gambar 3.6 Filamen Tow

Benang stretch ialah benang filamen yang termoplastik dan mempunyai sifat mulur yang besar serta mudah kembali ke panjang semula.

Benang bulk ialah benang yang mempunyai sifat-sifat mengembang yang besar.


Benang logam.

Benang filamen umumnya dibuat dari serat buatan, namun disamping itu ada juga yang dibuat dari logam. Benang ini telah dipergunakan beribu-ribu tahun yang lalu. Benang yang tertua dibuat dari logam mulia dan benangnya disebut lame. Keburukan dari benang ini ialah : berat, mudah rusak dan warnanya mudah kusam.

Gambar 3.7. Benang Logam

Benang tunggal ialah benang yang terdiri dari satu helai benang saja. Benang ini terdiri dari susunan serat-serat yang diberi antihan yang sama.

Gambar 3.8 Benang Tunggal

Benang rangkap ialah benang yang terdiri dari dua benang tunggal atau lebih yang dirangkap menjadi satu.

Gambar 3.9 Benang Rangkap

Benang gintir ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang atau lebih bersama-sama. Biasanya arah gintiran benang gintir berlawanan dengan arah antihan benang tunggalnya. Benang yang digintir lebih kuat daripada benang tunggalnya. 

Gambar 3.10 Benang Gintir

Benang tali ialah benang yang dibuat dengan menggintir dua helai benang gintir atau lebih bersama-sama.

Gambar 3.11 Benang Tali

Benang lusi ialah benang untuk lusi, yang pada kain tenun terletak memanjang kearah panjang kain.

Dalam proses pembuatan kain, benang ini banyak mengalami tegangan dan gesekan. Oleh karena itu, benang lusi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu untuk menahan tegangan dan gesekan tersebut. Untuk memperkuat benang lusi, maka jumlah antihannya harus lebih banyak atau benangnya dirangkap dan digintir. Apabila berupa benang tunggal, maka sebelum dipakai harus diperkuat terlebih dahulu melalui proses penganjian.

Benang pakan ialah benang untuk pakan, yang pada kain tenun terletak melintang kearah lebar kain. Benang ini mempunyai kekuatan yang relatif lebih rendah daripada benang lusi.

Benang rajut ialah benang untuk bahan kain rajut. Benang ini mempunyai antihan/gintiran yang relatif lebih rendah daripada benang lusi atau benang pakan.

Benang sisir ialah benang yang dalam proses pembuatannya, melalui mesin sisir (Combing machine). Nomor benang ini umumnya berukuran sedang atau tinggi (Ne1 40 keatas) dan mempunyai kekuatan dan kerataan yang relatif lebih baik daripada benang biasa.

Benang hias ialah benangbenang yang mempunyai corakcorak atau konstruksi tertentu yang dimaksudkan sebagai hiasan. Benang ini dibuat pada mesin pemintalan dengan suatu peralatan khusus.

Gambar 3.12. Benang Hias
Keterangan :
    1. Benang dasar
    2. Benang pengikat
    3. Benang hias

Benang jahit ialah benang yang dimaksudkan untuk menjahit pakaian. Untuk pakaian tekstil benang jahit ini terdiri dari benang-benang yang digintir dan telah diputihkan atau dicelup dan disempurnakan secara khusus.

Gambar 3.13. Benang Jahit

Benang sulam ialah benangbenang yang dimaksudkan untuk hiasan pada kain dengan cara penyulaman. Benangbenang ini umumnya telah diberi warna, sifatnya lemas dan mempunyai efek-efek yang menarik.
 

Blending

Blending



Blending ialah pencampuran antara dua jenis serat atau lebih yang sifat-sifat dan atau harganya berbeda, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil benang dengan mutu dan harga yang diinginkan.

Misalnya kita akan membuat benang campuran antara serat polyester dan serat kapas dengan perbandingan 65 % Polyester dan 35 % kapas, maka sebelum proses dikerjakan kita sudah dapat meramalkan benang campuran yang akan dihasilkan diharapkan akan mempunyai sifat-sifat antara lain :
- lebih kuat
- lebih rata
- tahan kusut dan lain-lain

Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam blending ini antara lain adalah :
- panjang serat
- kehalusan serat
- kekuatan dan mulur serat
- Persentase perbandingan

Jadi yang diartikan dengan blending dalam pemintalan ialah pencampuran dua macam serat atau lebih dengan memperhatikan persyaratan diatas untuk diolah menjadi benang dengan hasil yang dapat diramalkan sebelumnya dan kalau dikemudian hari akan membuat benang semacam itu dapat dengan mudah dilaksanakan. Blending yang dilakukan di pabrik pemintalan di Indonesia biasanya antara :
- Serat Polyester dengan serat kapas
- Serat Polyester dengan serat rayon
- Serat kapas dengan serat buatan lainnya.

Dalam pelaksanaannya blending dapat dilakukan antara lain pada mesin-mesin blowing, carding dan drawing. Dari beberapa cara tersebut yang banyak dipakai ialah blending yang dilakukan pada mesin drawing dan dalam beberapa hal juga dilakukan di mesin blowing. Blending yang dilakukan di mesin Blowing mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain disebabkan karena adanya perbedaan panjang serat, jumlah kotoran, berat jenis, sifat-sifat fisik dan mekanis lainnya antara serat polyester dan serat kapas. Panjang serat, jumlah kotoran yang berbeda seharusnya memerlukan setting dan tingkat pembukaan yang berbeda-beda. Serat-serat yang berat jenisnya lebih kecil kemungkinan besar akan terhisap lebih dahulu dibandingkan dengan seratserat yang berat jenisnya lebih besar, sehingga blending yang diharapkan mungkin tidak dapat tercapai. Demikian pula terhadap sifat-sifat fisik dan mekanis lainnya perlu diperhatikan.

Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya berbagai macam perbedaan sifat-sifat serat, maka sukar sekali untuk menentukan kondisi pengolahan yang sesuai, misalnya besarnya setting dan pukulan, kekuatan hisapan udara, kelembaban dan sebagainya. Dengan demikian blending pada mesin blowing biasanya hanya dilakukan apabila terdapat beberapa persamaan sifat dari serat-serat yang dicampurkan, misalnya serat polyester dan serat rayon. Blending pada mesin drawing biasanya dilakukan dengan cara mengatur perbandingan rangkapan dan susunan sliver yang disuapkan pada mesin drawing passage pertama. Dengan cara tersebut, maka Persentase campuran yang diinginkan dapat dicapai. Perbandingan Persentase campuran yang lazim digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Macam-Macam Perbandingan Persentase Campuran
No.
Macam campuran serat
Perbandingan Persentase campuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Polyester / kapas
Polyester / rayon
Kapas / rayon
Polyacrilic / kapas
Polyester / wol
Kapas / kapas
65 % / 35 %
65 % / 35 %
80 % / 20 %
55 % / 45 %
55 % / 45 %
Tidak tertentu

 

Facebook Comments